australia membatasi perjalanan luar negeri menjadi perhatian utama bagi pariwisata bali
Seiring dengan meningkatnya kemungkinan perbatasan Australia tetap ditutup untuk perjalanan internasional hingga akhir tahun depan, hal itu juga meningkatkan kekhawatiran di kalangan pelaku pariwisata di Bali karena mereka telah mengandalkan kembalinya wisatawan asing khususnya wisatawan Australia untuk menghidupkan kembali perekonomian mereka.
Seorang Pejabat Australia mengonfirmasi minggu lalu bahwa warga Australia seharusnya tidak melakukan perjalanan ke luar negeri hingga akhir 2021 karena pembatasan covid-19. Josh Frydenberg, bendahara negara menyatakan bahwa meskipun perjalanan domestik mungkin dilanjutkan pada akhir tahun 2020, perjalanan internasional mungkin tidak dapat dilakukan hingga tahun 2021 atau sampai ada vaksin.
“Tentu [update terbaru ini] menjadi perhatian besar, ini berpotensi menjadi ancaman bagi pariwisata Bali,” kata I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, mengutip fakta bahwa orang Australia merupakan jumlah wisatawan tertinggi yang mengunjungi provinsi tersebut pada tahun 2019.
“Kami sangat berharap [perbatasan] akan dibuka untuk turis asing. Namun saat ini sejumlah negara masih ditutup. ”
Berfokus pada pariwisata domestik mungkin telah sedikit membantu menghidupkan kembali perekonomian Bali, namun para pejabat mengamati bahwa itu tidak cukup. Hotel membutuhkan minimal 40% ambang batas hunian untuk menghasilkan keuntungan, namun tingkatnya berkisar antara 5-9% sejak pembukaan pariwisata domestik pada bulan Juli.
Ekonomi yang didominasi pariwisata di Bali sangat dipengaruhi oleh virus korona, dengan lebih dari 76.000 pekerja cuti dan 532 perusahaan menutup operasinya di Kabupaten Badung saja, pada awal Oktober.
Selain itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama juga sempat menyampaikan kekhawatiran adanya citra negatif pariwisata Indonesia saat ini di Australia.
“Citra pariwisata kita tidak dalam kondisi yang baik. Perspektif di luar negeri, terutama di Australia… Saya melihat ada pemberitaan negatif yang keluar dari media Australia, ”kata Wishnutama.