Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan meningkatnya curah hujan sedang hingga lebat di seluruh Indonesia, terutama di Bali, Papua, dan wilayah timur lainnya, selama minggu mendatang. Badan tersebut menghimbau penduduk setempat dan wisatawan untuk tetap waspada, karena perubahan kondisi ini dapat menyebabkan gangguan besar.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, menjelaskan bahwa curah hujan yang diperkirakan terjadi disebabkan oleh berbagai faktor atmosfer, termasuk Osilasi Madden-Julian (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin. Sistem cuaca ini bergeser dari wilayah barat ke wilayah tengah dan timur Indonesia. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena ini diperkirakan paling aktif antara tanggal 10 dan 11 Desember 2024, terutama di wilayah seperti Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
BNPB secara khusus menyoroti cuaca buruk di Bali, di mana kondisinya diprediksi akan memburuk setelah 12 Desember. Gelombang Kelvin diperkirakan akan memengaruhi Sulawesi bagian timur, Maluku, Maluku Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Sistem ini tidak hanya akan membawa hujan lebat tetapi juga angin kencang dan petir, sehingga meningkatkan risiko perjalanan darat dan laut.
Peringatan gelombang tinggi
Wilayah pesisir Bali juga berada dalam peringatan gelombang tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Bali memperkirakan gelombang setinggi 2,5 meter di sepanjang pantai selatan pulau itu hingga Kamis. Angin kencang diperkirakan akan melanda perairan selatan, terutama di Selat Bali dan Lombok, dengan kecepatan angin berkisar antara 4 hingga 15 knot, disertai hembusan angin kencang di beberapa wilayah.
BBMKG telah memperingatkan tentang kondisi pelayaran maritim yang berbahaya, khususnya di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, dan Selat Lombok. Kapal nelayan, kapal kecil, dan kapal besar rentan terhadap gelombang tinggi dan angin kencang. Nelayan lokal dan wisatawan diimbau untuk menjauh dari laut selama periode ini.
Badan tersebut juga mencatat bahwa gabungan ancaman gelombang tinggi, angin kencang, dan hujan lebat dapat mengganggu lalu lintas laut. Kapal penangkap ikan dapat mengalami kesulitan saat angin bertiup lebih dari 15 knot dan gelombang mencapai 1,25 meter. Kapal tunda yang lebih besar dapat menghadapi kesulitan saat angin bertiup lebih dari 16 knot dan gelombang mencapai 1,5 meter.
Pihak berwenang meminta warga dan pengunjung untuk tetap mendapatkan informasi dan mengambil tindakan pencegahan selama cuaca yang tidak menentu ini. Hujan, angin, dan gelombang tinggi akan menjadi tantangan bagi mereka yang berada di atau bepergian ke wilayah yang terkena dampak. BNPB dan BMKG akan terus memantau situasi dan mengeluarkan informasi terbaru jika diperlukan.
Masyarakat diimbau untuk berhati-hati karena kondisi di Bali, Papua, dan Indonesia bagian timur semakin memburuk. Banjir, tanah longsor, dan kondisi laut yang berbahaya mungkin terjadi, dan kerja sama sangat penting untuk keselamatan selama periode cuaca yang tidak menentu ini.