Pemerintah Provinsi Bali menggelar pawai Ogoh-Ogoh dengan lampu hijau untuk memperingati Hari Raya Nyepi tahun ini setelah mereka absen selama pandemi, namun aparat desa tidak yakin karena ancaman dilanjutkan oleh Omicron.
Gubernur Bali I Wayan Koster telah mengeluarkan surat edaran yang mengizinkan pembuatan patung Ogoh-Ogoh yang tampak mengancam dan parade mereka melalui jalan-jalan di Bali. Catwalk telah menjadi tradisi modern selama beberapa dekade terakhir di kalangan anak muda Bali saat mereka bersaing untuk menciptakan model yang paling cantik.
Namun tradisi itu tiba-tiba terhenti dalam dua tahun terakhir ketika pemerintah provinsi memberlakukan mobilitas di pulau itu.
Terlepas dari lampu hijau Ogoh-Ogoh, kepala desa adat tampaknya tidak yakin bahwa pawai tersebut layak mengorbankan kesehatan masyarakat. Para pemimpin Kabupaten Klungkung adalah yang pertama berkumpul dan mengeluarkan pemberitahuan terhadap Ogoh-Ogoh karena mereka memperkirakan kasus Omicron di pulau itu akan memuncak pada bulan Februari.
“Untuk menghindari hal itu, lebih baik mengutamakan ritual Yadnya daripada Ogoh-Ogoh,” kata Ketua Dewan Pimpinan Desa Adat Kabupaten Klungkung, I Dewa Made Tirta, merujuk pada dia yang membuat sesaji. Hindu.
Pemimpin desa lain di Bali mungkin mengeluarkan pendapat serupa tentang Ogoh-Ogoh.
Pemerintah Indonesia memang telah memperingatkan peningkatan pesat jumlah kasus secara nasional yang disebabkan oleh varietas yang sangat menular antara Februari dan Maret.
Tahun ini, Nyepi jatuh pada 3 Maret.